Mungkin karena experience gw sebagai guru selama 1 tahun yang kebetulan terfokus sama anak2, gw sering banget denger celotehan2 lucu mereka saat gw ngajar yang kebanyakan sering bikin gw ketawa dan mikir ada apa dengan ibu2 mereka, kok mereka bisa mendidik mereka dengan banyak misconception yang kadang2 ga bisa diterima dengan akal sehat. Contoh 1 case kayak gini, saat anak lo jatuh karena mereka asik berlari-larian bersama teman-temannya pasti anak lo akan nangis sekencang-kencangnya lalu apa yang ibu2 mereka lakukan? Pasti mereka akan berkata seperti ini ”uhhh nakal yah lantainya ayo nak sama2 kita pukul lantainya dengan hitungan satu, dua, tiga” (???) Halllooo yang jatuh itu anak lo bukan lantainya yang jahat, mestinya mereka memberikan nasehat agar anaknya lebih berhati-hati, mungkin ibu2 mereka takut jika anaknya bertanya macam-macam saat kita memberikan wejangan kepada mereka but see from the bright side mungkin anak lo anak yang cerdas sampai mereka harus bertanya hal2 yang kadang2 bikin kepala kita pusing buat jawabnya atau mungkin kita terlalu malas untuk memberikan alasan logis karena mereka pikir anak kecil tau apa sih..
Yah memang itu adalah hal yang wajar. Karena kita merasa jauh lebih tua dan lebih lama hidup dibandingkan anak2. tapi ada beberapa hal yang perlu diberi alasan logis dan ada yang tidak. Yang gw lihat kebanyakan orang tua hanya memberikan komunikasi satu arah kepada anak2 mereka, mereka sudah terbiasa dengan pola otoriter yang semua serba apa bukan kenapa, soalnya anak2 nggak punya clue harus ngapain orang tua kadang hanya asal ngelarang, pokoknya nggak boleh aja, alasannya pun nggak masuk akal, ini nggak boleh, itu nggak boleh. Akibat dari pola komunikasi satu arah ini para orang tua akan terus-terusan melihat anaknya kebawah, tidak sejajar bisa jadi sampai anaknya bangkotan pun masih dianggap anak kecil(contohnya gw heheh sedikit curcol) dan lebih parahnya anak2 terbiasa menerima pendapat orang lain tanpa berani mengemukakan pendapatnya karena takut salah apalagi kalau orangtuanya biasa bentak-bentak. Anak cenderung jadi kurang kreatif atau kurang percaya diri. Akhirnya saat anak2 tersebut menjadi dewasa mereka cenderung menjauhkan dirinya atau tertutup terhadap orang tua karena mereka takut dilarang.
Sebagai orang tua seharusnya mereka bisa berbesar hati buat membuka pikiran, terutama dengan perubahan2 yang ada pada mereka. Perlakukan mereka sebagai orang dewasa bukan lagi menatap ke bawah bagaikan anak kecil. Bertemanlah dengan mereka jangan jadi orang tua mereka terus, karena bersama teman mereka biasanya tidak sungkan untuk bicara apa adanya. Karena komunikasi dua arah itu sangat penting
No comments:
Post a Comment